M Ilmi Banner

M Ilmi Mini

BALDATUN THOYIBATUN WA ROBBUN GOFUR

BALDATUN THOYIBATUN WA ROBBUN GOFUR

Dalam sura Al A’Raf(7) ayat 96 Allah SWT berfirman :
Yang artinya:
“Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami melimpahkan pada mereka berkah dari langit dan dari bumi. Tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al A’’Raf(7):96)

Orang beriman dan takwa ialah orang yang percaya bahwa Allah itu ada dan mematuhi semua perintah-perintahNya serta menjauhi semua laranganNya yang tertera dalam Al Quranul Karim. Dalam ayat tersebut Allah SWT berjanji kepada mahlukNya, akan melimpahkan berkah dari langit berupa hujan yang menumbuhkan dan menyuburkan tanaman-tanaman, memberikan sinar matahari ke permukaan, meniupkan angin sepoi-sepoi basah, mengalirkan udara yang sehat. Kemudian dari dalam bumi Allah memberikan berbagai macam tambang minyak, batu bara, emas dan lain sebagainya.
Ayat ini menegaskan pada kita tentang kekuasaan Allah menentukan hukuman terhadap manusia. Bila manusia beriman dan bertakwa, mengikuti peraturan yang ditentukanNya, dan berbuat baik, niscaya diturunkan rahmat dari langit dan dari bumi.

Tetapi apabila penduduk suatu negeri mendustakan ayat-ayat Allah, 

Dalam Al Qur’an ada sebuah surat yang bernama Surat Saba’, nama sebuah negeri di Yaman (bagian selatan Negeri Arab). Disana pernah berdiri sebuah kerajaan yang besar, yang terkenal dengan nama ratunya “Ratu Bulqis” yang disebut kisahnya dengan Nabi Sulaiman.

Negeri Saba’ ini dimasa jayanya diperintah oleh rajanya N. Daud a.s. dan putranya N. Sulaiman a.s., dan Al Qur’an mengatakan sebagai negara yang “Baldatun Thayibatun wa Rabbun Gofur”. Tanahnya subur, disana ada waduk besar yang mengairi perkebunan dan mencukupi kehidupan penduduknya.
 “Sesungguhnya adalah negeri Saba’ itu pada tempat kediaman mereka, suatu pertanda dua buah kebun sebelah kanan dan sebelah kiri. Makanlah olehmu dari rezeki Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya, negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah yang Maha Pengampun (Saba’34):15).

Tapi kemudian akibat kedurhakaan dan lupa diri dari penduduknya, Tuhan menjatuhkan hukuman.
“Maka merekapun berpaling. Lalu Kami datangkan kepada mereka banjir yang menyapu segalanya dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan hasil buah yang pahit dan semacam pohon cemara dan pohon bidara” (Saba’(34):16).

Dengan membaca riwayat negeri Saba itu, marilah kita mengaca diri pada negera kita yang tercinta ini. Kita bersyukur Tuhan Yang Maha Kuasa telah menganugerahkan pada kita negara Indonesia yang subur dan makmur, terletak digaris Khatulistiwa. Tak ada musim dingin yang menurunkan salju dan membuat segala sesuatu menjadi beku. Juga tak ada gurun pasir yang tandus, Indonesia adalah negara yang “ijo royo-royo” sepanjang tahun.
Tuhan juga menganugerahi negeri ini dengan hasil tambang, minyak bumi, emas, timah, batu bara dan sebagainya.
Sebagai orang beriman kita wajib bersyukur menerima rahmat dan anugerah Tuhan atas negeri ini.
Dan kitapun percaya, selain dari letak geografis, rahmat dan anugerah Tuhan yang diturunkan, karena ketakwaan Umat Islam yang menjadi golongan mayoritas bangsa Indonesia ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya masjid, pesantren, jama’ah haji yang terus meningkat setiap tahun.

“Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami melimpahkan pada mereka berkah dari langit dan dari bumi. Tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al A’’Raf(7):96)

Ayat ini menegaskan pada kita tentang kekuasaan Allah menentukan hukuman terhadap manusia. Bila manusia beriman dan bertakwa, mengikuti peraturan yang ditentukanNya, dan berbuat baik, niscaya diturunkan rahmat dari langit dan dari bumi. Tapi bila mereka melanggar aturan Tuhan, berbuat dosa dan tidak lagi beriman dan takwa, Tuhan mencabut berkah-Nya.

Dalam beberapa tahun terakhir kita menyaksikan dan merasakan banyaknya bencana dan krisis yang melanda negeri kita ini.
Musim hujan yang biasanya membawa berkah menyuburkan tanam-tanaman berobah mendatangkan banjir yang menghanyutkan tanam-tanaman dan tanah longsor yang menimbulkan korban besar.

Musim kemarau terasa lebih panas dan lebih panjang sehingga menimbulkan kekeringan yang membuat terjadinya krisis air minum di beberapa daerah. Akibat lain dari kemarau panjang ialah terjadinya kebakaran hutan yang mengotori udara.
Belum lagi kita mengalami terjadinya gempa bumi, tanah longsor di Bengkulu yang menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda, menyusul gempa melanda Sukabumi.

Terjadinya bencana-bencana alam ini bisa kita katakan sebagai peringatan atau hukuman Tuhan, ditambah lagi ulah manusia itu sendiri, sebagaimana Sabda Allah dalam surat Ar-Ruum(30) 41:
“Telah terjadi kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”.

Allah adalah Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Adil, namun Allah juga Maha Kuasa menghukum siapa yang mengingkari dan melanggar aturan-aturan-Nya. Karena itu sebagai mahluk ciptaan-Nya kita wajib mentaati segala aturan dan perintah-Nya.

“Dan janganlah kamu seperti orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa pada diri mereka sendiri”. (Al-Hasyir(59):19)

Selain dari negeri Saba, dalam Al Qur’an banyak sekali kita temukan riwayat bangsa-bangsa atau negeri-negeri yang dihancurkan akibat kemusyrikan dan penolakan mereka pada ajaran Tauhid. Umat N. Huud dihukum Tuhan dengan kemarau panjang selama tujuh tahun berturut-turut. Setelah itu, awan mendung berobah menjadi hitam dan diturunkan badai selama seminggu.

Umat N. Soleh dihancurkan dengan gempa bumi. Umat N. Luth mengalami kehancuran total, dengan diturunkan hujan batu dari langit. Umat Syuaib dimusnahkan dengan gempa bumi. Umat N. Ilyas dibakar dengan api yang turun dari langit. Umat N. Nuh yang dihukum Allah dengan mendatangkan banjir besar, sehingga mereka tenggelam, kecuali yang mengikuti ajaran N. Nuh.

“Masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu dan ada yang Kami tenggelamkan ke dalam bumi dan ke dalam laut. Dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri” (Al Ankabut(29): 40)

Dosa paling besar yang dilakukan oleh umat-umat itu ialah syirik yaitu mempersekutukan Tuhan, menyembah berhala dan menolak ajaran para Nabi.
Islam adalah Agama Tauhid, mempercayai hanya ada satu Tuhan : “QUL HUALLAHU AHAD”, selain dari itu manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang suatu saat akan mati dan hilang dari permukaan bumi ini.
Ajaran Tauhid melarang pengikutnya memuja manusia atau mengkultuskan manusia. Dalam istilah bahasa Arab kultus individu disebut “glulluwum”
Rasulullah dalam sabul hadits mengatakan:
“Janganlah kamu terlalu mengagungkan manusia, sesungguhnya orang sebelum kamu hancurnya karena keterlaluan mengkultuskan itu”.

Masih banyak lagi hadits seperti itu yang tentu saja tak mungkin diikuti seluruhnya.
Untuk memberikan contoh dan keteladanan pada umat agar menjauhkan diri dari kultus individu, Rasulullah sampai mencegah orang berdiri menyambut kedatangannya dalam suatu majelis.

Kultus individu itu jelas cenderung pada kemusyrikan, perbuatan dosa yang tak bisa diampuni oleh Allah.
Disamping kultus individu, dalam beberapa tahun terakhir kita merasakan kemerosotan ahlak dalam masyarakat. Dimulai dari tingkat atas para pejabat yang asyik melakukan KKN dan menindas rakyat, lalu diikuti oleh anak-anak muda dengan rupa-rupa kenakalan remaja, tawuran, kemudian berkembangnya praktek pelacuran dimana-mana, dan banyak terjadi pembunuhan sadis dan main hakim sendiri.

Maraknya dan meluasnya peredaran NARKOBA serta PERJUDIAN (FAKONG dan TOGEL) dari kota besar sampai kedesa-desa terpencil, mengakibatkan banyak korban berjatuhan karena kedua hal itu. Banyak keluarga yang sudah merana bukan saja karena banyak kehilangan harta namun juga nyawa.

Narkoba dan judi (baik fakong maupun togel), telah meracuni banyak kalangan dan lapisan masyarakat kita. Korban kasus narkoba ini bukan saja diderita oleh mereka dari kalangan menengah dan atas, namun juga telah merasuk masuk jauh ke kalangan bawah. Mereka yang tinggal di perkampungan pun kini telah terkontaminasi mengidap narkoba.
Sungguh suatu hal yang amat memprihatinkan.

Rasulullah SAW dahulu pernah ditanya tentang dua hal, yaitu mengenai “Khamr (minuman keras)” dan “maysir (judi)”. Kala itu Allah SWT memberikan jawaban melalui malaikat Jibril dengan menurunkan ayat 219 Surat Al Baqarah:


“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr (arak) dan judi (al maysir, al qimar). Katakanlah kepada mereka bahwa pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.”.

Walaupun dalam ayat itu disebutkan “ada manfaat bagi manusia”, tetapi manfaat itu sangat kecil hanya berupa rasa lezat dan gembira ketika meminum khamr, dan mendapatkan harta tanpa bersusah payah dalam “judi/maysir”. Namun kerusakan (al mafasid) yang ditimbulkan oleh “Khamr dan maysir” jauh lebih besar.

Pada masa itu khamr dan judi belum secara tegas dinyatakan dilarang. Meminum arak telah me-nyandu dan sulit ditinggalkan bahkan telah menjadi penyakit masyarakat. Suatu pesta belum dianggap besar dan meriah kalau tidak mengeluarkan arak, dan tamu terhormat belum merasa cukup mendapat penghormatan, kalau tidak dijamu dengan arak.
Pada suatu peristiwa, seorang sahabat Nabi SAW (bernama Abdurrahman bin Auf) mengadakan jamuan makan dirumahnya, dimana minuman arak juga disuguhkan. Setelah mereka makan-minum sepuasnya tibalah waktu sholat Maghrib. Salah seorang dari mereka tampil ke muka menjadi Imam dan membaca surat Al Kafiruun.
Karena mabuk terjadi kerancuan dalam bacaan ayat.  Karena itu turunlah ayat Al Qur’an Surat An Nisaa ayat 43:

“Wahai orang yang beriman janganlah kamu shalat padahal kamu sedang dalam kedaan mabuk, hingga kamu tidak mengetahui apa yang kamu ucapkan”.

Setelah ayat ini turun mereka menjadi sadar dan berhati-hati minum arak. Tetapi dasarnya arak itu memanag menjadi pangkal bencana, pada satu ketika terjadi perkelahian sampai mengakibatkan pembunuhan yang berpangkal dari mabuk.
Maka turunlah ayat lainnya yaitu surat Al Maidah ayat 90 yang secara tegas dan keras melarang manusia untuk meminum minuman keras dan judi serta segala bentuk kemungkaran lainnya.


Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.


Imam Jalaludin al Suyuthy, ahli tafsir Al Qur’an
Menafsirkan bahwa “Khamr dan maysir” sebagai dosa besar karena dapat menimbulkan permusuhan, caci maki dan kata-kata yang keji dan kotor.


Nabi SAW dalam sabdanya memberikan tanda-tanda bencana datang:

1.     Apabila nampak kejahatan, maka terjadi gempa.

2.     Dan apabila hukum tidak lagi diterapkan dengan baik maka kemarau akan terjadi

3.     Dan apabila pemimpin-pemimpin bangsa sudah berkhkianat, maka tampaklah permusuhan.

*    Akan datang pemimpin-pemimpin seperti harimau, akan berlaku hukum rimba, dimana yang kuat adalah yang menang, tidak memperhatikan rakyat kecil.
*    Menteri-menterinya seperti musang, yang bisa beradaptasi dengan korbannya, ke atas menjilat dan ke bawah menindas.
*    Penegak-penegak hukumnya seperti anjing, akan menurut apabila disuap, 

Disamping tanda-tanda bencana datang yang disebutkan dalam sabda Nabi SAW, juga Allah SWT berfirman dalam surat:


1.     An Nahl (16):112: Allah melimpahkan pakaian kelaparan dan ketakutan apabila umatnya mengingkari nikmat-nikmat Allah.
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan: sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.



2.     At Taubah(9):23: KKN termasuk perbuatan yang zalim.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa saja diantara kaum yang menjadi mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Dalam Kitab Bidayatul Hidayah (Imam Al Ghazali) halaman 3, Hadits Nabi:
“Barang siapa yang tolong menolong / bantu membantu dalam kemaksiatan, walaupun hanya sepotong kalimat, maka orang itu telah berkolusi / bersekutu di dalam kemaksiatan itu.”

3.     Al Anfaal(8):33: Allah tidak mengazab hambanya apabila mereka masih mengikuti ajaran-ajaran Nabi yaitu dengan berpedoman pada al Qur’an dan Hadits disamping itu mereka banyak melakukan istighfar.

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.


Demikianlah sekilas gambaran perbuatan musyrik dan kedurhakaan yang saat ini meluas ditengah-tengah kita.
Karena itu segala bentuk bencana, antara lain banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, yang menimbulkan kerusakan alam hingga merobah negeri tercinta ini dari negeri yang subur menjadi gersang dan tandus, niscaya ada kaitan dengan kemerosotan ahlak dan kemusyrikan itu.

Pada tempatnyalah jika kita semua kembali pada commitment menyelamatkan bangsa dan anak bangsa ini dari kehancurannya dengan melakukan “amar ma’ruf nahi munkar”, mengajak mereka yang terjerumus untuk kembali ke jalan yang benar.




Sebelum keadaan yang lebih buruk menimpa kita semua, sebelum negeri yang subur ijo royo-royo ini berobah menjadi gurun pasir, marilah kita menghentikan segala praktek syirik, kultus indidividu, narkoba dan juga perjudian, mari kita tinggalkan segala perbuatan maksiat yang dilarang oleh Tuhan.
Sesungguhnya akan baik suatu bangsa apabila ahlaknya masih ada, akan tetapi bila ahlaknya sudah tidak ada maka akan hancurlah bangsa itu.

Mudah-mudahan Allah mengampuni perbuatan-perbuatan kita dan memberkati kita semua sehingga terhindar dari segala mala petaka.

Billahit taufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Entri Populer